Berulang kali berganti perusahaan, Buruh Gen Z Bercerita Tentang Kesulitan Mencari Keamanan Kerja


, JAKARTA –

Mugi (25), salah satu dari sejumlah pekerja generasi Z yang turut serta dalam unjuk rasa May Day untuk memperingati Hari Buruh di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, pada hari Kamis tanggal 1 Mei 2025.

Dia saat ini bekerja di sebuah perusahaan pembuat printer atau mesin pencetak yang terletak di Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Lelaki yang menyatakan dirinya adalah seorang pendatang dari Purwokerto, Jawa Tengah, bercerita tentang pengalamannya pindah-pindah perusahaan tanpa berhasil mendapatkan status kekaryawanan tetap (Kartap) atau permanen hingga saat ini.

Perusahaan pembuat printer yang kini menjadi tempat kerjanya adalah perusahaannya yang kelima, mengikuti jejak keempat perusahaan sebelumnya di mana ia pernah berkarya.

“Intinya terdapat batasan maksimum untuk kontrak tersebut. Kontrak berlangsung selama satu tahun dan dapat diperpanjang selama satu tahun lagi. Jika seseorang memiliki kontrak dua tahun, maka akan selesai setelah periode tersebut,” jelas Mugi ketika diwawancara pada hari Kamis.

Info Lainnya  Indonesia Kedatangan Merek Motor Baru! QJMotor Langsung Bangun Pabrik

“Juga ada pegawai dengan tes tetap untuk kantor perwira, biasanya mereka tidak paham mengapa gagal,” jelasnya.

Mugi menyebutkan bahwa ia memulai pekerjaannya pada tahun 2019 di sebuah perusahaan yang memproduksi kendaraan bermotor dengan dua roda. Dia mengalami PHK akibat dampak pandemi COVID-19 saat masih menjalani masa kontraknya selama setahun.

“Awalnya, kontrak selama satu tahun, namun setelah berakhir masa pandemi COVID-19, kontrakku pun tidak diperpanjang. Meskipun kehadiran dan performa kerjaku cukup baik, tampaknya belum rejaki,” jelasnya.

Setelah menganggur selama tiga bulan, Mugi kemudian bekerja di perusahaan produksi mi instan.

Dia dikontrak selama tiga bulan, namun setelah masa kontrak tersebut usai, Mugi tak mendapatkan perpanjangan kontrak kerja dari perusahaan tersebut.

Selanjutnya, dia berpindah kerja ke perusahaan manufaktur onderdil motor dan mobil. Statusnya di perusahaan ini adalah magang.

Info Lainnya  7 Kebiasaan Mereka yang Sukses dan Enerjik: Pandangan dari Psikologi

“Dulu saya magang, bukan kontrak. Kalau magang gajinya cuma 80 persen daripada gaji karyawan kontrak,” kata pria yang mengenakan seragam organisasi serikat buruh warna putih itu.

Berikutnya, ia harus merasakan pahitnya meminum obat karena kontrak magangnya tidak diperbarui oleh perusahaan itu.

Setelah itu, Mugi beralih bekerja di sebuah perusahaan yang baru. Di tempat kerjanya yang keempat ini, ia mendapat kontrak selama 2,5 tahun sebelum akhirnya kontraknya tidak diperbarui oleh pihak perusahaan tersebut.

“Terus yang kemarin, sebelumnya (sebelum perusahaan manufaktur printer), kontrak 2,5 tahun. Memang maksimal kontraknya tiga kali. Kalau bisa kartap, kalau enggak ya putus kerja,” tuturnya.

Mugi mengatakan bahwa ia tidak akan melupakan saat ketika bagian SDM dari perusahaan keempat tersebut memberikan surat tentang penyelesaian kontrak kerjanya di sana.

Kemudian, Mugi pun bekerja di perusahaan manufaktur printer, tempat dia bekerja saat ini. Dia dikontrak selama satu tahun.

Info Lainnya  Prediksi Zodiak Hari Jumad 2 Mei 2025: Keberuntungan Menghampiri Leo, Virgo, Libra, dan Scorpio

Harapan Mugi di perusahaan tersebut adalah untuk ditetapkan menjadi karyawan tetap.

Apabila tidak kunjung dipekerjakan sebagai karyawan tetap, ia merasa cemas bahwa umurnya mungkin sudah melebihi batasan usia yang biasanya ditentukan oleh perusahaan untuk calon pekerja.

Ia menyampaikan harapannya supaya syarat-syarat yang diperlukan bagi calon pekerja bisa diringkas oleh perusahaan. Sama halnya dengan menjadi pegawai tetap, ia ingin proses tersebut tidak dibuat rumit.

“Sepertinya semakin bertambah usia, maka semakin meningkat pula kebutuhannya, tapi justru mencari pekerjaan menjadi lebih sulit,” ungkap Mugi.

“Karena mencari pekerjaan pada masa kini sangat sulit. Bahkan dibanding dengan beberapa tahun lalu, situasinya menjadi semakin menantang di tahun ini,” jelasnya.

Sebaliknya, ia berpendapat bahwa biaya keperluan harian terus mengalami kenaikan.

“Sebagai contoh, jika kita ingin membeli makanan dengan anggaran Rp10 ribu, hanya cukup untuk membeli telur saja. Jika menggunakan daging ayam, kemungkinannya harus menambahkan sekitar Rp5ribu,” jelasnya.

Related posts

Leave a Comment

Open chat
Halo..
Mau tanya tentang apa?