Paket Sumur Bor di Solor Dipertanyakan, BPD Nuhalolon Minta Penundaan Akibat Isu Politik


FLORES


TERKINI

– Kisah tentang pengalihan sepihak lokasi serta pelaksanaan pekerjaan sumur bor di hamparan Otan Biri, Kecamatan Solor Barat, ditengarai atas intervensi tim sukses dengan label mengejar limitan waktu 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur, Anton Doni Dihen dan Ignas Boli Uran.

Bahkan, aktivitas tersebut mengagetkan Pemerintah Desa Sulengwaseng dan Nuhalolon, yang sebelumnya terlibat aktif dalam proses mediasi akibat persengketaaan lahan pada kawasan tersebut yang hingga saat ini belum diselesaikan.

Ketika Kepala Desa Sulengwaseng, Lukas Parinbasa Sogen, ditemukan dan dimintai pendapatnya tentang kegiatan pengeboran air pada hari Jumat, tanggal 2 Mei 2025 pukul 21:00 WITA melalui telepon genggam, ia mengatakan dirinya sangat terkejut ketika orang tidak dikenal yang menelponnya memohon sesuatu.
sup
ply
udara untuk memastikan keselamatan pengeboran air di area yang terus diperdebatkan antara desa mereka dan Desa Nuhalolon.

Berdasarkan data yang berkaitan dengan penyelenggaraan salah satu acara dalam agenda 100 hari itu, dia lantas segera melakukan koordinasi bersama tokoh masyarakat setempat.

Koordinasai tersebut bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan karena tempat sengketa masih belum ditentukan.
clear
“Hingga sekarang,” jelas Lokas Parinbasa Sogen.

Selanjutnya, pada pertemuan itu, para tokoh masyarakat dari desa Sulengwaseng sepakat untuk mensupport program-program pemerintah, meskipun mereka memilih tidak terlibat dalam aspek ritual seperti yang selama ini menjadi bagian dari kebiasaan adat mereka.

Info Lainnya  RSUD dr Murdjani Kotim Kalteng: Potongan Tunjangan Tenaga Kesehatan Tak Berdampak pada Kinerja

Dia kemudian mengikuti proses koordinasinya dengan Kepala Desa Nuhalolon guna memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan terhadap potensi-potensi konflik yang mungkin timbul karena adanya pembangunan sumur bor tanpa konsultasi sebelumnya dengan Pemerintah Desa Sulengwaseng tersebut.

Meskipun tidak berkoordinasi dengan kita, hal-hal yang berkaitan dengan Sulengwaseng tentang tempat dan tugas tetap seperti biasa.
clear
Tidak ada masalah. Akan tetapi, terdapat kendala baru di Desa Nuhalolon karena warga kaget dengan perubahan lokasi dibandingkan hasil survei sebelumnya,” jelasnya sambil menunjuk agar media tersebut meminta konfirmasi kepada Pemerintah Desa Nuhalolon.

Pemimpin Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Nuhalolon, Eman Klau Keray, ketika dimintai keterangan secara terpisah dengan cepat menyuarakan kemarahannya tentang tindakan-tindakan yang bisa membongkar kesatuan penduduk Desa Nuhalolon dan merusak hubungan harmonis antara dua desa tersebut (Sulengwaseng dan Nuhalolon).

Dia dengan jelas menyatakan kebingungannya terhadap cara-cara tim sukses yang dapat dengan mudah mencampuri urusan pelaksanaan program oleh instansi teknis itu.

Eman Cerai kemudian menceritakan bahwa awalnya, sekelompok ahli dari Dinas Pertanian dan Ketersediaan Pangan Kabupaten Flores Timur melakukan penelitian di lahan yang dimiliki oleh Mace Tukan.

Keseluruhan survei hingga penyerahan dukungan admnistrasi penunjang, termasuk penyertaan kelompok tani Ema Sare, diikuti dan dilaksanakan secara baik oleh Pemdes Nuhalolon melalui Kades.

“Maksudnya adalah, Kepala Desa turut serta secara aktif dalam seluruh tahapan ini, mulai dari survei di lokasi milik saudara Mace Tukan sampai tanda tangan berita acara seperti yang dipersyaratkan oleh instansi terkait,” jelas Eman Keray.

Tiba-tiba, seperti yang diceritakan oleh Eman Keray, mereka terkejut melihat pemindahan perlengkapan pengeboran menuju lokasi baru pada hari Senin, 28 April 2025 kemarin.

Info Lainnya  Deretan Tokoh yang Diberi Gelar Bangsawan Inggris, Ada dari Indonesia

Setelah mendapatkan kabar tersebut dan menyaksikan reaksi kaget dari warga Desa Sulengwaseng, dia kemudian mengadakan komunikasi dengan Kepala Desa Nuhalolon untuk membahas soal perpindahan lokasi dari area yang sudah dalam proses hingga saat ini ke tempat baru tersebut.

“Bahkan saat melakukan koordinasi, saya meminta Kepala Desa Nuhalolon untuk segera berkonsultasi dengan Dinas Pertanian terkait penangguhan sementara pekerjaan ini, sampai klarifikasi tentang perpindahan lokasi diselesaikan,” jelasnya.

Meskipun menghargai aspek moral yang ditunjukkan Kepala Desa Sulengwaseng selama koordinasinya, keprihatinan pemimpin BPD Nuhalolon malahan terletak pada potensi perselisihan di desanya sendiri karena perubahan tempat dan grup petani tersebut.

Dinas kemudian memberikan ultimat kepada kepala desa agar menyertakan pihak yang melaksanakan beserta petugas dari dinas guna menangguhkan implementasi proyek tersebut, walaupun perlengkapan pengeboran telah tiba di tempat.

“Urusan kita sih bukan menolak pelaksanaan kegiatan tersebut, namun harus meng-
clear
-kan dulu ikhwal pergantian lokasi agar tidak berdampak pada konflik dalam wilayah desa kami hanya gara-gara kemauan sepihak ini,” ujar Eman Keray.

Dirinya bahkan terperangah pasca Kades mengundang pihak pelaksana yang sebelumnya disebutkan sebagai wakil perusahaan dalam urusan pekerjaan sumur bor tersebut di Kantor Desa Nuhalolon, kemarin, Jumat, 2 Mei 2025.

Sambil menceritakan ulang pertemuannya itu, Eman Keray menjelaskan bahwa pihak tertentu tanpa rasa bersalah memaparkan alasan perpindahan tempat dan tugas tersebut bertujuan agar dapat mencapai target batas waktu 100 hari kerja.

Info Lainnya  Berulang kali berganti perusahaan, Buruh Gen Z Bercerita Tentang Kesulitan Mencari Keamanan Kerja

Bukan hanya hal itu, alasan di balik pemilihan lokasi yang saat ini masih dalam proses juga karena dia menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan ADDIBU untuk daerah Solor dalam acara Pilkada kemarin.

“Apa begitu mudahnya mengeksekusi program dinas teknis yang ikut campur oleh tim sukses dengan dalih mempercepat penyelesaian pad though tenggat waktunya hanya tersisa 100 hari?” protes Eman Keray sambil memberikan pengingat kepada pihak teknis dan pelaksana agar tidak meremehkan tindakan unilateral ini.

Jika dibandingkan dengan operasional alat bor air yang dimobilisasi pada hari Senin, 28 April 2025, sebagaimana dikatakan oleh Kepala BPD Nuhalolon, ada juga agenda sidang pleno ke-8 DPRD Kabupaten Flores Timur saat itu dalam konteks pelaksanaan pemerintah daerah.

Berikut ini adalah daftar acara paripurna tersebut: penyerahan proposal tentang alokasi dana sebelum adanya modifikasi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025. Di antaranya melibatkan pembiayaan konstruksi berbagai sumur bor, salah satunya terdapat di wilayah Otan, Kecamatan Solor Barat.

Pembahasan mengenai subkegiatan yang terdistribusi dalam program Dinas Pertanian pertama kali diulas oleh gabungan komisi DPRD Flores Timur pada Selasa, 29 April 2025 sekitar pukul petang hingga malam hari.

Setelah alat berat dipindahkan ke lokasi Pantai Biru, upacara kerja dimulai pada hari Jumat, tanggal 2 Mei 2025 di pagi hari. Kegiatan ini tidak disertai oleh petugas desa maupun staf teknis.

Berdasarkan himpunan informasi, perwakilan dari Dinas Pertanian  Kabupaten Flores Timur bergerak dari Larantuka ke Solor dengan armada laut pada pukul 10.00 WITA.***

Related posts

Leave a Comment

Open chat
Halo..
Mau tanya tentang apa?