Majalengka, kota yang berada di kaki Gunung Ciremai, memiliki keindahan alam yang tidak boleh dianggap remeh. Mulai dari udara yang sejuk, pemandangan hijau yang menyejukkan, hingga pemandangan khas pegunungan yang memikat, semuanya bisa kamu temui di sini. Dua tempat terkenal yang patut dikunjungi adalah Curug Muara Jaya dan Terasering Panyaweuyan.
Keluarga Wisata memiliki kesempatan untuk menjelajahi keduanya, dan kami dapat mengatakan: ini bukan hanya sekadar perjalanan wisata, tetapi sebuah perjalanan yang menyegarkan jiwa.
Curug Muara Jaya – Menyambut Keindahan yang Berada di Puncak Gunung Ciremai
Kami memulai petualangan di Curug Muara Jaya, air terjun tertinggi di Majalengka yang terletak di Desa Argamukti, Kecamatan Argapura. Udara segar khas pegunungan langsung menyambut kami saat tiba di area parkir. Dari sini, perjalanan dilanjutkan dengan menuruni sekitar 350 anak tangga menuju lokasi air terjun. Meski sedikit melelahkan, pemandangan sepanjang jalan membuat rasa lelah terasa menghilang begitu saja.
Di tengah perjalanan, terdapat area istirahat. Kami sempat berhenti di sana, menikmati angin sepoi-sepoi yang membawa aroma hutan dan suara air yang terdengar dari kejauhan. Tidak lama setelah itu, suara air yang deras semakin jelas terdengar – tanda bahwa kami hampir sampai di Curug Muara Jaya.
Saat tiba di bawah, pemandangan yang terlihat benar-benar luar biasa. Air terjun setinggi sekitar 73 meter tampak megah dengan tiga tingkatan yang menawan. Air yang mengalir dari ketinggian menghasilkan semburan halus yang menyegarkan wajah. Suara derasnya bersatu dengan burung berkicau dan angin yang berhembus di antara pepohonan.
Tim Perjalanan sempat duduk di atas batu besar di tepi kolam alami yang berada di bawah air terjun. Suasana terasa sangat tenang, seolah terpisah dari kegaduhan dunia. Di sekitar tempat tersebut juga tersedia area piknik dan tempat berkemah untuk mereka yang ingin menginap. Malam di tengah pegunungan dengan suara alam pasti menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Fasilitas yang tersedia di Curug Muara Jaya sudah cukup memadai, seperti toilet, musala, taman bermain anak, serta warung makan. Harga tiket masuknya terjangkau, yaitu sekitar Rp15.000 per orang. Waktu paling ideal untuk mengunjungi tempat ini adalah pagi hingga siang hari saat sinar matahari melewati kabut tipis dan membentuk pelangi kecil di sekitar air terjun.
Penggalian Panyaweuyan – Lukisan Alam di Kaki Gunung Ciremai
Perjalanan kami selanjutnya menuju Terasering Panyaweuyan di Desa Sukasari Kidul, sekitar 30 menit perjalanan dari Curug Muara Jaya. Jalannya berkelok namun lancar, dengan pemandangan yang menakjubkan. Setiap belokan seperti mengungkap potongan kanvas hijau yang berbeda.
Saat tiba di tempat tujuan, kami langsung disambut pemandangan sawah teras yang meluas hingga ke mata memandang. Dari ketinggian, tampak pola pertanian terasering yang rapi dengan latar belakang Gunung Ciremai yang tinggi dan megah. Udara yang segar dan sejuk membuat kami merasa nyaman berada di sana cukup lama.
Tim Pariwisata mendaki ke menara pandang utama yang menjadi tempat favorit untuk berfoto. Dari sini, kami dapat melihat para petani bekerja di sawah sambil mendengarkan angin yang lembut berhembus. Tanaman seperti bawang, daun bawang, kubis, dan selada tumbuh dalam lapisan-lapisan, membentuk peralihan warna hijau yang menenangkan.
Waktu paling ideal untuk mengunjungi Terasering Panyaweuyan adalah pagi hari sekitar pukul 06.30 WIB, ketika kabut masih berkeliaran di antara lahan pertanian. Pemandangan ini terasa seperti adegan dari sebuah film fantasi. Jika datang pada siang hari, langit biru yang cerah menciptakan kontras menarik dengan warna hijau dari terasering tersebut.
Bagi para fotografer, tempat ini jelas merupakan surga. Setiap sudut terlihat sempurna untuk diabadikan. Kami pernah berfoto dengan latar belakang lembah dan garis-garis pertanian yang membentuk pola alami. Hasilnya? Semua foto terlihat seperti karya seni.
Harga tiket masuknya sangat murah, hanya Rp5.000 per orang. Fasilitas yang tersedia cukup memadai: area parkir, toilet, serta warung makanan sederhana. Kami sempat menikmati kopi lokal sambil melihat pemandangan hijau di depan mata – meski sederhana, tetapi terasa istimewa.
Saat menjelang sore, suasana di Panyaweuyan menjadi lebih lembut. Matahari yang mulai condong menghasilkan bayangan Gunung Ciremai di kejauhan. Dan ketika malam tiba, cahaya lampu dari rumah penduduk di lereng bukit memperkuat kesan romantis tempat ini.
Dua lokasi ini – Curug Muara Jaya dan Terasering Panyaweuyan – benar-benar mencerminkan keindahan alam Majalengka. Satu menunjukkan kekuatan alam yang luar biasa, sedangkan yang lain menampilkan keseimbangan antara manusia dan alam.
Bagi yang menginginkan liburan jauh dari kebisingan kota, Majalengka menjadi pilihan ideal. Mulai dari kesejukan air terjun Muara Jaya hingga keindahan yang berlapis di Panyaweuyan, semuanya menunjukkan satu hal: keindahan sesungguhnya berada di tempat yang masih alami.***