Bus Wisata Kini Lintasi Tebing Banyunibo–Breksi, Jalur Sleman–Gunungkidul Siap Dikunjungi
Perubahan Mencolok di Jalur Sleman–Gunungkidul
Jalur Sleman–Gunungkidul kini telah rampung sebagian besar, memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap sektor wisata. Kini, bus-bus besar dapat melintasi rute Tebing Banyunibo menuju Breksi dengan lancar tanpa hambatan. Hal ini menandai perubahan besar dalam aksesibilitas wisata di wilayah tersebut.
Totom Yulianto, lewat kanal Wong Gunung, mengungkapkan perubahan ini dalam vlog terbarunya. Ia memperlihatkan bagaimana bus pariwisata kini bisa melewati tanjakan Tebing Banyunibo dengan mudah dan tanpa kendala. Menurutnya, jalannya kini tidak terlalu curam dan aspalnya rata, sehingga pengunjung bisa menikmati pemandangan tanpa khawatir.
Akses Wisata yang Lebih Baik
Jalur ini tidak hanya menghubungkan dua destinasi populer, yaitu Banyunibo dan Tebing Breksi, tetapi juga membuka pintu untuk wisata baru ke arah Ngelengkong, Arca Gupolo, dan Sambirejo. Banyak wisatawan kini menjadikan Tebing Breksi sebagai titik transit sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan jip ke area Prambanan dan Gunungkidul.
Pada akhir pekan, kawasan ini menjadi tempat yang ramai. Pedagang kaki lima, wisatawan, dan bus pariwisata saling memadati area sekitar tebing. Totom menyebutkan bahwa pada hari Sabtu dan Minggu, kepadatan sangat tinggi, dengan banyak penjual yang berjualan di tepi jalan.
Pemandangan yang Kembali Hidup
Dulu, pemandangan tebing ini sepi, namun kini kembali hidup. Jalan baru yang mulus tidak hanya mempermudah akses wisata, tapi juga membuat perjalanan lebih aman. Markah jalan, pengaman, dan underpass yang sudah rampung membuat wisatawan merasa lebih nyaman saat berkunjung.
Totom juga menyoroti potensi besar jika nantinya jalur ini tersambung penuh dengan tol Jogja–Solo dan JJLS. Dengan demikian, rute wisata Jogja timur akan menjadi primadona baru. Dari Candi Ijo, Breksi, Banyunibo, sampai pantai Gunungkidul, semua bisa dijelajahi tanpa menghadapi kemacetan.
Simbol Keterhubungan
Jalur ini bukan sekadar jalan wisata, tetapi juga simbol keterhubungan antara alam, budaya, dan masyarakat Jogja. Dari tebing batu kapur hingga hamparan pantai selatan, semua kini tersambung lewat jalan baru yang benar-benar “mantap jos.”

